Derita Korban Ahok: Tinggal di Rusunawa Hidup Makin Sengsara
Penggusuran warga Kampung Pulo pada
20 Agustus 2015 lalu oleh Gubernur Ahok menyisahkan persoalan yang lebih
kompleks. Pindah ke ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat,
Jakarta Timur, nyatanya tidak menjamin kehidupan warga kini menjadi lebih baik.
Di Rusunawa ini masih ada warga
miskin yang menjerit lantaran tak mampu membayar sewa alias menunggak. Salah
satunya Iwan Setiawan (42).
Iwan menyampaikan bahwa
tunggakannya sudah mencapai 6-7 bulan. Itu senilai Rp 5.754.000. “Terus terang
aje saya enggak mampu bayar,” curhat pedagang soto ini saat ditemui
Hidayatullah di tempat jualannya yang berada di dalam Rusunawa, Selasa (8/08).
Iwan mengaku usaha jualan sotonya
tidak lantas mampu melunasi tunggakannya.
“Biar saya usaha dagang, dagang
cukup hanya buat makan doang. Pendapatan aje misalnya Rp 200 ribu. Uangnya
kembali lagi buat muter modal dan makan. Dagang juga enggak bisa mengharapkan
ramai setiap harinya,” ujar Iwan.
Perlu diketahui bahwa harga sewa
Rusunawa ini sebesar Rp 300.000 (belum termasuk biaya air dan listrik) per
bulan.
Karena tunggakannya itu, Iwan
dipanggil oleh pihak unit pengelola Rusunawa hari Rabu (09/08) ini untuk
menandatangani surat perjanjian di atas materai 6000.
Dikutip dari eramuslim.com
0 Response to "Derita Korban Ahok: Tinggal di Rusunawa Hidup Makin Sengsara"
Post a Comment