Biadab! Muslim Rohingya Dilempari Batu-Bata oleh Ratusan Ektrimis Buddha Hingga Terbunuh
Gerombolan ekstrimis Buddha di
Rakhine Barat dilaporkan melempari seorang pria muslim Rohingya dengan batu
hingga Ia terbunuh.
Sementara
itu, akibat ulah para ektrimis Budhha tersebut selain seorang muslim terbunuh,
6 korban muslim Rohingya juga menderita luka-luka di negara bagian
Rakhine bagian Barat Myanmar, ujar pihak berwenang Myanmar Selasa malam
(04/07).
Ketujuh
muslim Rohingya tersebut diserang setelah mereka meninggalkan kamp pengungsian
mereka di pinggiran ibukota negara bagian Rakhine, Sittwe untuk memberikan
sebuah pernyataan dalam kasus pengadilan pidana.
Ketujuh
muslim rohingya itu didampingi 2 petugas polisi saat berkunjung ke pengadilan.
Kemudian, mereka mengunjungi sebuah dermaga untuk mendiskusikan pembelian kapal
nelayan lalu tiba-tiba sekelompok ektrimis Budhha menyerang mereka, demikian
menurut sebuah pernyataan Kantor Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.
“Di
dermaga kapal, sebuah argumen berkembang,” menurut laporan Global New Light of
Myanmar.
“Mereka
diserang oleh beberapa orang dengan batu-bata.”
Tidak
jelas apakah petugas polisi berada di lokasi, saat serangan tersebut terjadi.
Office of
State Counsellor, Kantor Penasihat Negara Suu Kyi mengatakan Maung Nu, berusia
55 tahun, terbunuh saat gerombolan sekitar 100 ektrimis Buddha Rakhine
melempari kendaraan dimana ketujuh muslim Rohingya berada.
2 dari 6
orang korban Rohingya yang terluka parah segera dilarikan ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan medis intensif, jelas pernyataan Office of State
Counsellor, sementara 4 korban lainnya luka ringan.
Muslim
Rohingya di Rakhine ditolak hak kewarganegaraannya dengan Undang-Undang
Kewarganegaraan 1982 yang diundangkan oleh Ne Win, seorang pemimpin militer
yang melakukan kudeta dan kepemimpinannya pada periode 1962-1988 menerapkan
kebijakan xenofobia dan anti-muslim.
Penindasan
Rohingya Terstruktur dan Sistematis
Pelapor
khusus HAM PBB di Myanmar, Yanghee Lee, pada Jumat (20/01/2017) mengatakan
bahwa pemberontakan bersenjata di negara bagian Rakhine disebabkan karena
diskriminasi selama beberapa dekade lamanya yang dilembagakan, tersturktur dan
sistematis terhadap Muslim Rohingya.
Undang-Undang
tahun 1982 menolak hak-hak etnis Rohingya – banyak di antara mereka telah
tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, namun hak kewarganegaraan mereka
tak diakui, status mereka stateless [tanpa negara]. Situasi ini juga
menghilangkan kebebasan Rohingya bergerak, dari akses pendidikan hingga layanan
kesehatan yang sangat minim, bahkan otoritas Myanmar terus melakukan penyitaan
sewenang-wenang terhadap properti milik mereka.
Diperkirakan
1,1 juta Muslim Rohingya tinggal di Rakhine, di mana mereka dianiaya, dan
menjadi minoritas etnis tanpa negara. Pemerintah Myanmar secara resmi tidak
mengakui Rohingya, menyebut mereka imigran Bengali sebagai imigran ilegal,
meskipun ketika dilacak akar sejarahnya, etnis Rohingya telah lama hidup dan
tinggal di Myanmar selama beberapa generasi.
Minoritas
Etnis Paling Tertindas
John
McKissick, seorang pejabat Badan pengungsi PBB yang berbasis di Bangladesh,
mengatakan etnis Rohingya adalah “minoritas etnis yang paling tertindas di
dunia.”
Bahkan
sebuah rencana Kepolisian akhir tahun lalu mengumumkan untuk mempersenjatai dan
melatih kekuatan sipil para warga non-Muslim dari Arakan, dan hal ini cenderung
meningkatkan ketegangan sektarian.
Kekerasan
sangat mempengaruhi Muslim Rohingya. Sekitar 100.000 masih hidup dalam
keterbatasan di tempat-tempat kumuh di mana mereka dilarang pergerakannya,
dibatasi aksesnya terhadap pendidikan dan kesehatan. Puluhan ribu Rohingya
telah melarikan diri dengan perahu, banyak dari mereka meregang nyawa di lautan
yang berbahaya.
Muslim
Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar sejak pertengahan 2012 setelah
kekerasan komunal pecah di Rakhine antara etnis Rakhine Buddha dan Muslim
Rohingya, menewaskan lebih dari 100 orang dan memaksa sekitar 140.000 Muslim
Rohingya mengungsi.
Menurut
perhitungan lainnya, Kekerasan tahun 2012 tersebut membuat sekitar 57 Muslim
dan 31 Buddha tewas, sekitar 100.000 korban lainnya mengungsi di kamp-kamp dan
lebih dari 2.500 rumah dihancurkan -. yang sebagian besar milik Muslim Rohingya
Laporan-laporan
penargetan disengaja dan pembunuhan tanpa pandang bulu serta penangkapan warga
sipil Rohingya, penghancuran rumah-rumah dan bangunan keagamaan, juga pelecehan
sesual pada perempuan Rohingya oleh pasukan militer harus diselidiki sepenuhnya
oleh masyarakat internasional, karena tindakan-tindakan itu sama saja dengan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dikutip dari panjimas.com
0 Response to "Biadab! Muslim Rohingya Dilempari Batu-Bata oleh Ratusan Ektrimis Buddha Hingga Terbunuh"
Post a Comment