Bacaan Dzikir yang Shahih Setelah Shalat Fardhu Sesuai Sunnah
Berikut ini
adalah bacaan-bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu, yang sesuai
dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. (dibaca
setelah salam).
1. Membaca :
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ
السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
Astaghfirullaåh. Astaghfirullaåh.
Astaghfirullaåh. Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya dzaljalaali
wal ikraam.
“Saya memohon
ampun kepada Allah.(3x) Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah
kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”
Keterangan: HR. Muslim no.591 (135), Ahmad (V/275,279), Abu Dawud no.1513,
an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.737, ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah
no.928 dari Sahabat Tsauban radhiyallaahu ‘anhu.
Perhatian: Hendaklah dicukupkan dengan bacaan ini dan jangan ditambah-tambah
dengan macam-macam bacaan lainnya yang tidak ada asalnya dari Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa sallam. (Lihat Misykaatul Mashaabiih 1/303)
|
2. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ
لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa
yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu.
"Tidak ada
Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang
Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi
pemiliknya dari (siksa)-Mu.”
Keterangan: HR. Al-Bukhari no.844 dan Muslim
no.593, Abu Dawud no.1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah
no.742, ad-Darimi I/311, dan An-Nasa-i III/70,71, dari Al-Mughirah bin
Syu’bah.
|
3. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُوَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَنَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُالثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُالدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu,
wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir. Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah, laa
ilaaha illallaah, walaa na’budu illaa iyyaahu, lahunni’matu walahul fadhlu
walahuts tsanaaul hasanu, laa ilaaha illallaåh mukhlishiyna lahuddiyn walaw
karihal kaafiruun.
"Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan
benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada Ilah
yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah
kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada
Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan
ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”
Keterangan: HR. Muslim no.594, Ahmad IV/ 4, 5, Abu Dawud no. 1506, 1507, an-
Nasa-i III/70, Ibnu Khuzaimah no.740, 741, Dari ’Abdullah bin az-Zubair Rahimahullah.
|
4. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ
وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in
qådiir.
"Tidak ada
Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah
yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan
dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (Dibaca 10x setiap selesai shalat
maghrib dan shubuh).
Keterangan: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa setelah shalat Maghrib dan Shubuh membaca ‘Laa ilaaha
illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa
yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’ sebanyak 10x Allah akan
tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10
derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan
syetan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi
berkata: Hadits ini hasan gharih shahih.”
|
5. Membaca :
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ
عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a-’inniy ’ala dzikrika wa
syukrika wa husni ’ibaadatika.
“Ya Allah,
tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah
dengan baik kepada-Mu.”
Keterangan: HR. Abu Dawud no.1522, an-Nasa-i III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim
(I/273 dan III/273) dan dishahihkannya, juga disepakati oleh adz-Dzahabi,
yang mana kedudukan hadits itu seperti yang dikatakan oleh keduanya, bahwa
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan wasiat kepada Mu’adz
agar dia mengucapkannya di setiap akhir shalat.
|
6. Membaca :
سُبْحَانَ اللهُ
Subhaanallaah (33x)
“Maha suci
Allah” (33x)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillah (33x)
“Segala puji bagi Allah” (33x)
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar (33x)
“Allah Maha Besar” (33x)
Kemudian untuk melengkapinya menjadi
seratus, ditambah dengan membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
"Tidak ada
Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan
Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Keterangan: “Barangsiapa membaca kalimat
tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti
buih di lautan.” HR. Muslim no.597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah
no.750 dan al-Baihaqi II/187).
|
7. Kemudian membaca (Surat al-Ikhlash) :
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ>>للَّهُ الصَّمَدُ>> لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ>>
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَد
Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam
yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad.
Katakanlah:
"Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak
dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia".
8. Kemudian membaca (Surat al-Falaq) :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ>> مِن شَرِّ مَا خَلَقَ>> وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا
وَقَبَ>> وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ>> وَمِن
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri
maa khalaq. Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba. Wamin syarrin naffaatsaati fii
al'uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada.
Katakanlah:
"Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan
apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah
gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus
pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia
dengki"
9. Kemudian membaca (Surat an-Naas) :
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ>> مَلِكِ النَّاسِ>> إِلَهِ
النَّاسِ>> مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ>> الَّذِي يُوَسْوِسُ
فِي صُدُورِ النَّاسِ>> مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ>>
Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas.
Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin
naas. Minal jinnati wannaas.
Katakanlah:
"Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari
(golongan) jin dan manusia.
Keterangan: HR Abu Dawud no.1523, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.755 dan Hakim
I/253. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/8 no.2324. Ketiga surat tersebut
dinamakan al-Mu’awwidzaat.
|
10. Selanjutnya, membaca Ayat Kursi:
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُسِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّبِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَايُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ،وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُحِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul
qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil
ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna
aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi
maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu
hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim.
”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan
yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar)
melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan
apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah
tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(Al-Baqarah: 255)
Keterangan: “Barangsiapa yang membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang
menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul
Yaum wal Lailah’ no.100 dan Ibnus Sunni no.124 dari Abu Umamah rahimahullah,
dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.
|
11. Khusus setelah selesai shalat
Shubuh, disunnahkan membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inniy as-aluka ‘ilman
naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan.
"Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang
baik, dan amalan yang diterima."
Demikian
bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai dengan sunnah
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Mudah-mudahan dapat
memberi kebaikan dan manfaat bagi kita semua.
dikutip
dari www.belajarislamsunnah.com
0 Response to "Bacaan Dzikir yang Shahih Setelah Shalat Fardhu Sesuai Sunnah"
Post a Comment