Pelaku usaha mengerem pemakaian daya listrik
Melemahnya daya beli masyarakat
mengurangi aktivitas produksi. Pelaku usaha telah mulai mengurangi penggunaan
listrik pada Semester I-2017.
Misalnya penggunaan listrik oleh industri tekstil yang
mengalami penurunan hingga 20%. Sedangkan pelaku usaha besi dan baja memang tak
menambah pemakaian listrik sepanjang semester I-2017
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat
menyebut, industri tekstil memang mengurangi aktivitas produksi mereka
sepanjang paruh pertama tahun ini. Salah satu pertimbangannya adalah karena
daya beli masyarakat yang mengalami penurunan di periode ini.
Selain mengurangi aktivitas produksi, industri tekstil
juga terus berupaya melakukan penghematan dan efisiensi. penggunaan listrik
misalnya tidak melakukan produksi pada beban puncak. "Antisipasinya
sekarang ya itu, banyak perusahaan yang slow down produksinya," jelasnya.
Efisiensi juga dilakukan dengan cara mengambil libur
Lebaran yang lebih panjang. Misalnya menambah libur lebaran dari yang
sebelumnya hanya rata-rata hanya tiga hari menjadi 20 hari. "Selain itu
juga kami menahan ekspansi. Paling tidak mencari pasar ekspor yang belum pernah
di jamak. Harganya, kami bisa negosiasi," tandasnya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan
Baja Indonesia, Hidayat Triseputro menyebut, pada tahun ini tidak ada kenaikan
penggunaan listrik di industri besi maupun baja. Pasalnya, saat ini perusahaan
masih menahan penjualan sambil menunggu realisasi jani pemerintah menurunkan
harga gas ke US$ 6 per MMBTU.
"Karena utilitas belum optimal, pemakaian listrik
tidak naik," tandasnya kepada KONTAN, Jumat (28/7).
Naik tipis
Seperti diketahui, PLN pada semester I-2017 ini mencatat
pertumbuhan penjualan listrik sebesar 1,17% menjadi 108,4 Terra Watt hour
(TWh). Angka ini berarti naik tipis jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu yang sebesar 107,2 TWh.
Peningkatan penjualan yang tipis itu lantaran penambahan
kapasitas pembangkit sebesar 1.663 Megawatt (MW) yang berasal dari Pembangkit
PLN sebesar 463 MW dan tambahan kapasitas dari Independent Power Producer (IPP)
sebesar 1.199 MW. Serta penyelesaian 1.489 kilometer sirkuit (kms), jaringan
transmisi dan Gardu Induk sebesar 5.750 MVA.
Sementara itu, Direktur Keuangan PLN Sarwono mengatakan,
peningkatan konsumsi listrik yang 1,17% itu karena ada kenaikan jumlah
pelanggan sampai dengan akhir semester I-2017 telah mencapai 65,9 juta. Jumlah
tersebut bertambah 1,6 juta pelanggan dari akhir tahun lalu yang sebanyak 64,3
juta pelanggan.
"Kenaikan konsumsi kWh tersebut di dominasi oleh
konsumsi listrik di golongan tarif industri," terangnya melalui siaran
tertulis yang diterima KONTAN, Jumat (28/7). Sayang PLN tidak memberikan
perincian pemakaian listrik per golongan pelanggan sehingga tergambar pelanggan
mana saja yang mencatat kenaikan listrik dan mengurangi pemakaian listrik.
Namun jika merujuk konsumsi listrik Semester I- 2016, kenaikan
konsumsi listrik mencapai 7,8% dari Semester I-2015. Oleh karena itu, angka
kenaikan tahun ini lebih rendah dari tahun lalu.
dikutip dari kontan.co.id
0 Response to "Pelaku usaha mengerem pemakaian daya listrik"
Post a Comment