DPR: Ironis Gula Impor Laku Dipasaran, Tapi Gula Petani Indonesia Tidak
Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy
Prabowo meminta pemerintah bersikap serius menangani penumpukan gula hasil
petani sebanyak ribuan ton di berbagai daerah demi kelangsungan hajat hidup
para petani gula.
Menurutnya, regulasi yang
dikeluarkan harus memudahkan dan menguntungkan petani. Selain mencabut PPN,
pemerintah juga harus memberi kelonggaran terkait SNI.
“Karena itu, pemberian label SNI
harus lebih fleksibel. Jangan hanya karena warna gula sedikit kuning langsung
dinyatakan tidak SNI dan pabriknya langsung ditutup,” kata Edhy melalui
keterangan resminya, Minggu (27/8).
Edhy menambahkan, pemerintah
seharusnya mengajak para petani berdiskusi dan memberikan edukasi, bukan
langsung mengeksekusi. Mengingat rata-rata pabrik milik petani sudah berusia
tua dan kalah oleh pihak swasta yang alatnya lebih modern.
Selain itu, pemerintah juga harus
memiliki neraca kebutuhan gula yang tepat dan jelas agar dapat memprediksi
kebutuhan gula dan menjaga stabilitas harga. Gula hasil petani pun harus
disesuaikan harganya agar dapat bersaing dengan gula impor.
“Sangat ironis bila gula hasil
impor dapat laku di pasaran, sementara gula hasil petani kita sendiri tak laku
dan menumpuk di gudang. Apalagi ada dugaan gula impor sudah menyasar konsumen
gula petani. Kalau kondisinya terus menerus seperti ini lebih baik pemerintah
jangan melakukan impor gula sebelum gula dari petani lokal laku di pasaran.
Baik di sektor industri hingga kebutuhan rumahan,” imbuhnya.
Jika hal ini terus menerus terjadi,
dikhawatirkan akan berdampak pada tidak produktifnya petani gula, ekonomi dan
daya beli petani menjadi lemah, serta berpeluang menambah angka kemiskinan.
“Presiden Jokowi pernah berjanji
akan membangun 10 pabrik gula baru saat kampanye lalu. Sampai saat ini
jangankan satu pabrik tercipta, pabrik yang lama saja tidak diperhatikan, dan
hajat hidup petani gula semakin tertekan karena kesulitan dalam pemasaran.
Sekali lagi, penguasa harus berpihak kepada kaum tani,” pungkas Edhy.
dikutip dari eramuslim.com
0 Response to "DPR: Ironis Gula Impor Laku Dipasaran, Tapi Gula Petani Indonesia Tidak"
Post a Comment